
Ingin Punya Usaha? Buang Gengsi dan Ego!
Alkisah seorang direktur akan segera masuk masa pensiun. Dia ingin punya usaha sebelum saat pensiun tiba. Dia ingin punya usaha. Apa yang dia lakukan? Pertama dia menyewa sebuah ruko. Melengkapinya dengan meja dan kursi. Kemudian mulai berpikir, usaha apa ya? Bila anda seorang pengusaha anda akan geli menderngar cerita ini. Tapi ini cerita nyata, seorang kawan saya yang memulai usaha. Pada awalnya saya tak paham, kenapa harus sewa ruko dulu baru kemudian berpikir mau usaha apa.
Belakangan saya paham kenapa begitu. Karena dia mengawali semuanya sebagai seorang direktur. Inilah sebabnya dia memulai usaha dengan menyewa ruko lengkap dengan meja dan kursi sebelum memikirkan jenis usahanya. Selayaknya seorang direktur, seorang pekerja. Seorang pekerja akan membutuhkan meja dan kursi. Itulah mengapa dia memulainya dengna ruko, meja dan kursi. Seorang pengusaha tak butuh ini.
Lucu? Mungkin iya, tapi sangat logis untuk orang yang belum pernah membangun usahanya dari 0 besar. Lalu apa yang perlu diperhatikan untuk seorang pegawai yang baru belajar?
1. Buang kebiasaan menunggu perintah atau SOP
Membangun bisnis sejatinya adalah membangun sesuatu benar-benar dari imajinasi. Alias benar-benar dari 0, tanpa ada suatu apapun. Semua pengusaha yang memulai dari 0 tahu sekali fakta ini. Itulah sebabnya seorang pengusaha atau calon pengusaha perlu memiliki kebiasaan untuk memiliki inisiatif.
Dengan kata lain, menunggu SOP, menunggu perintah, atau menunggu keadaan yang tepat benar-benar bukan sebuah kebiasaan yang cocok untuk seorang pengusaha. Harus ada inisiatif, ini harus, bukan saran. Harus ada kepekaan akan kondisi pasar dan kondisi bisnis. SOP justru harus dibuat dan diciptakan. Tak akan ada yang berteriak atau memberi perintah. Bos anda adalah pelanggan anda. Begitulah hidup seorang pengusaha.
2. Buang kebiasaaan ingin dilayani dan menunggu semuanya siap
Bila anda sebelumnya adalah seorang pekerja dengan posisi tinggi entah manajer atau direktur, seringkali sudah ada organisasi yang bisa anda perintah. Mulai dari office boy, office girl atau staf lain yang bisa anda perintah. Atau semua fasilitas mulai dari ruang kantor, meja, kursi, komputer, sampai mobil sopir dan tempat parkir, semuanya ada disiapkan untuk anda.
Tapi bila anda memulai usaha dari nol, ini semua tidak ada. Kalaupun anda mengadakan ini semua, maka semuanya harus diterjemahkan menjadi biaya yang harus anda tanggung. Bahkan banyak hal harus dihemat atau ditunda hingga benar-benar diperlukan. Atau lakukan segal hal agar semuanya berjalan se-efisien dan efektif mungkin.
Contohnya, untuk memproduksi sebuah produk, bila lebih mudah diimpor kenapa harus dibuat sendiri dari 0? Atau bila bisa menjual produk lewat iklan di FB dan IG, kenapa harus sewa ruko? Hasilnya seringkali bisa lebih besar dan jangankauan produknya bisa lebih luas. Dibandingkan dengan memulai usaha dengan berjualan di ruko. Atau memulai dari market place ditambah iklan yang rutin juga sebuah awal yang baik.
Atau kalau diperlukan mesin untuk memproduksi, apakah bisa dengan menyewa? Tanpa harus membelinya dulu? Atau bisa dikerjakan orang lain untuk sementara? Walaupun dengan sedikit untung. Dan masih banyak lagi cara berpikir praktis-pragmatis dalam bisnis yang harus dikuasai agar bertahan.
Ini termasuk mentalitas "TIDAK ADA MODAL".
Anda tak akan pernah menjadi pengusaha jika masih berpikir "TIDAK ADA MODAL" untuk membangun usaha. Ini sangat khas mentalitas seorang pegawai dalam membangun usaha. Lalu bagaimana kalau memang tidak ada modal? Jawabannya sederhana
Mulailah berusaha pada jenis usaha yang modalnya bisa anda jangkau atau tanpa modal sama sekali. Dan usaha jenis ini ada! Sangat banyak pengusaha yang melakukan ini.
Contohnya banyak sekali. Untuk mulai usaha sebagai developer perumahan bisa dimulai dengan menjadi agen properti sambil belajar tahap demi tahap. Untuk menjadi distributor bisa dimulai dengan menjadi reseller. Untuk menjadi pemilik pabrik bisa dimulai dengan distributor untuk mengusai pasar terlebih dahulu. Biasanya peluang akan muncul sepanjang perjalanan manakala mental anda sudah siap.
Jadi jangan menunggu semuanya ada dan semuanya siap baru memulai. Mulailah dengan apa yang ada.
Di Merva, anda bisa belajar digital marketing. Produknya bisa apapun, jangkauannya seluruh Indonesia, atau seluruh dunia. Modalnya bisa sangat minimal. Teknologi internet sudah membuat ini menjadi mungkin.
3. Buang gengsi dan ego
Orang seringkali menghormati merek dan jabatan. Bukan sosok manusianya. Misalkan anda seorang manajer di sebuah bank besar. Secara alami ornag akan menghormati anda. Apalagi mereka yang punya kepentingan terkati jabatan anda. Hampir pasti sangat menhormati anda.
Tapi ceritanya akan berbeda begitu anda tak lagi di perusahaan yang sama, di posisi yang sama. Apalagi jika anda hadir hanya sebagai individu. Maka anda bukan siapa-siapa lagi. Ini seringkali menimbulkan post power syndrome. Ini juga yang menyebabkan memulai usaha dari 0 terasa sangat berat.
Tak jarang, saat baru memulai usaha, kadang mereka yang sangat menghormati anda dulu karena kedudukan anda kini meremehkan dan menghina anda. Terutama ketika anda menghubungi mereka dan menawarkan produk atau jasa perusahaan anda sendiri. Saya sudah mengalami ini berkali-kali.
Saran saya bung ego anda. Gunakan kesempatan ini--maksunya saat menerima penghinaan-- sebagai kesempatan untuk menyaring dan memfilter mana teman sejati. Dan mana yang teman bisnis hanya demi kepentingan sesaat. Kenali keduanya, manfaatkan dan perlakukan keduanya dengan cara berbeda.
Selain itu, kesediaan anda turun langsung dan melakuan pekerjaanya seringkali sangat berguna. Walaupun sebagai pengusaha tak disarankan untuk bekerja didalam bisnis. Artinya disini bekerja sebagai karyawan di usaha anda. Tapi lebih menjadi pengusaha, alias membangun usaha anda. Membangun sistem, membangun sistem pemasaran, membangun sistem produksi dll. Tapi mengalami langsung pekerjaan di lapangan tetaplah penting.
Saya sendiri mengalami langsung menjadi sales person saat membangun usaha distribusi. Atau menjadi sopir pariwisata dan taksi online saat membangun bisnis pariwisata. Juga menjadi pengantar makanan saat membangun usaha katering.
4. Temukan pasar, cari masalah mereka lalu temukan solusinya!
Ini adalah bagian selanjutnya yang paling penting. Menemukan produk atau jasa untuk pasar yang sudah jelas. Kalau problemnya sudah jelas dan solusinya sudah jelas anda ada didepan tambang emas. Contohnya? Gedung perkantoran, sekolah atau kampus. Semua ini perlu tempat makan siang, atau tempat kos. Jenis usaha lain tak selalu sejelas itu.
Perusahaan seperti Facebook dan Google adalah contoh yang baik. Pada awal berdirinya, kedua perusahaan ini sangat sulit dipahami problem apa yang mereka pecahkan. Bahkan Yahoo sekaliipun tak melihat potensi Google waktu Google ditawarkan untuk dijual. Apa lagi orang awam, sulit melihat potensinya.
Tapi para pendiri dan investor punya visi yang jelas dan berani atas usaha mereka. Google memecahkan masalah mencari informasi yang paling relevan di internet. Sedangkan Facebook memecahkan masalah konektifitas antar manusia di internet.
Karena skala yang dipecahkan oleh kedua perusahaan ini adalah masalah dasar umat manusia, tidak mengherankan pemiliknya kaya raya. Dalam skala yang lebih kecil anda bisa melakukan hal yang sama. Potensinya bisa tak terbatas. Ini sudah banyak dibuktikan oleh praktisi digital marketer. Sangat banyak yang sudah membuktikan.
Atau jika anda mendapatkan peluang untuk menjual produk dengan deal yang bagus maka yang terjadi adalah sebaliknya. Segera temukan pasarnya. Inilah sebabnya menjadi distributor untuk produk yang pasarnya sudah jelas. Atau mereknya sudah dikenal, adalah salah satu cara untuk membangun bisnis yang menguntungkan dengan cepat.
Tentu tak pernah ada bisnis yang sempurna. Bisnis jenis ini normal disebut segagai distributor. Menjadi distributor seringkali memerlukan modal besar. Dan dalam banyak kasus, produsen atau pemegang merek bisa bertindak seenaknya. Menurunkan margin, menaikkan target, memutus kontrak, mengadu dengan distributor lain dan lain sebagainya. Singkatnya potensi dan pergerakan anda dibatasi oleh pemilik merek atau produsen.
Nah, itulah beberapa hal yang wajib dilakukan jika ingin berusaha. Jika ingin memulai dengan skala kecil, sambil masih tetap bekerja, silahkan mulai dari sini. Anda bisa belajar membangun bisnis digital marketing mulai dari 0, dibimbing oleh mereka yang sudah sukses dan berpengalaman. Modal awalnya kecil, tapi potensinya tak terbatas!