
5 Hal Tak Terduga yang Bisa Dilakukan AI
Kecerdasan buatan (AI) tak lagi hanya untuk insinyur atau ilmuwan roket. Di dunia digital marketing, AI justru jadi teman kerja yang sangat bisa diandalkan. Bukan hanya untuk tugas-tugas teknis, tapi juga dalam proses kreatif, analisis, bahkan brainstorming.
Berikut ini 5 hal penting yang bisa dilakukan AI untuk membantu pekerjaan seorang digital marketer—baik untuk pemula yang baru belajar jualan online, atau seorang profesional yang menangani kampanye brand besar dengan anggaran milyaran rupiah.
1. Menulis Isi Website
Menulis itu penting, tapi tak semua orang punya waktu (atau energi) buat menulis landing page, halaman produk, atau artikel blog.
Nah, AI bisa bantu menulis teks untuk website anda—mulai dari headline yang menarik perhatian, sampai deskripsi produk yang menggoda untuk diklik.
Contohnya, anda tinggal memberikan input seperti “susu tinggi kalsium untuk remaja aktif” lalu mintalah AI untuk menuliskan deskripsi produknya. AI bisa menulis beberapa versi: gaya formal, gaya santai, atau bahkan gaya storytelling. Tergantung perintah yang anda berikan.
Tentu anda tetap bisa mengedit dan menyesuaikan tone brand anda, tapi 80% pekerjaan dasarnya bisa disiapkan dengan cepat. Hemat waktu dan energi.
2. Membuat Foto Produk Tampil Lebih Keren
Anda tak punya studio foto profesional? Tenang. Sekarang ada AI yang bisa bantu mempercantik foto produk jualan anda.
Mulai dari menghapus latar belakang, mengganti background dengan suasana elegan atau tematik, sampai menambahkan efek pencahayaan yang bikin sebuah produk tampak premium. Ada juga tools AI yang bisa menghasilkan mockup produk langsung dari desain 2 dimensi.
Misalnya, anda punya foto botol minuman polos di atas meja. Dengan bantuan AI, foto itu bisa diubah tampil di atas pasir pantai, atau berada di tangan model, hanya dalam hitungan detik.
Hasil visual yang menarik ini jelas meningkatkan daya tarik iklan, feed Instagram, atau halaman penjualan. Asyik kan?
3. Membantu Mencari Ide Konten atau Tulisan
“Besok posting apa, ya?”—Ini pertanyaan klasik semua digital marketer. Saya juga mengalami ini.
AI bisa membantu brainstorming ide konten berdasarkan produk, audiens, tren, bahkan kalender spesial. Anda cukup memberikan input seperti: “jualan hijab kekinian untuk remaja” dan AI akan memberikan ide konten, mulai dari tutorial hijab, tips mix and match, sampai caption Instagram yang relate dan engaging.
AI juga bisa bantu merancang seri konten: misalnya ide untuk 7 hari konten TikTok, atau 10 email campaign bertema Ramadhan.
Jadi anda tak perlu bengong depan layar terlalu lama. Ide mengalir, dan bisa langsung dieksekusi.
4. Berdiskusi tentang Target Pasar vs Produk
Kadang, yang bikin stuck bukan alat, tapi strategi. Produk anda mungkin bagus, tapi siapa yang sebenarnya butuh? Bagaimana menyasar mereka?
AI bisa membantu berdiskusi tentang kecocokan antara produk dan target pasar. Misalnya anda bisa bilang, “Saya jual minuman kesehatan untuk anak muda aktif, tapi iklan saya nggak banyak yang klik,” lalu anda bisa diskusikan dengan AI tentang kemungkinan masalah—apakah copywriting-nya kurang relevan? Apakah targeting usia atau gaya hidupnya kurang tepat?
AI bisa membantu memetakan persona audiens, menyarankan saluran pemasaran yang cocok (Instagram? TikTok? Email?), bahkan membantu memformulasikan Unique Selling Proposition (USP) yang lebih kuat.
Meskipun bukan pengganti riset lapangan atau wawancara pengguna, AI bisa jadi partner awal untuk mengasah pemikiran strategis. Percayalah ini akan sangat memudahkan dan menghemat waktu. Daripada harus coba-coba sendiri.
5. Berdiskusi tentang Hasil Iklan
Setelah iklan berjalan, muncullah data—jumlah tayangan, klik, biaya per hasil. Tapi apa artinya semua itu?
AI bisa membantu membaca dan menganalisis hasil kampanye digital dengan cepat. Anda bisa mengatakan, “Iklan saya CTR-nya 0,9% dan CPC-nya Rp1.200—apa artinya?” dan AI bisa memberikan penilaian awal: apakah angkanya tergolong baik, apakah ada masalah pada kreatif atau targeting, dan bagaimana cara memperbaikinya.
AI bahkan bisa membandingkan beberapa kampanye dan menyarankan mana yang patut di-scale up, mana yang harus dihentikan. Kalau Anda menggunakan tools seperti Google Ads atau Meta Ads, anda bahkan bisa copy-paste hasil metrik dari iklan tersebut dan minta AI membantu menganalisisnya.
Hasilnya? Keputusan jadi lebih cepat dan berbasis data, bukan cuma perasaan. Kemungkinan boncos menurun!
AI adalah Partner, Bukan Pengganti
Yang menarik, AI tak pernah lelah, tak rewel, dan siap kerja kapan saja. Tapi, perlu diingat: AI tetap alat bantu. Kreativitas, empati terhadap audiens, dan intuisi marketing tetap datang dari dalam diri anda sebagai manusia.
AI bisa membantu menyusun kata-kata, mempercantik gambar, memunculkan ide, bahkan menyarankan strategi. Tapi hanyalah yang tahu cerita di balik brand-mu, dan hanya andalah yang bisa menyentuh hati pelangganmu dengan pendekatan yang autentik. Pendekatan ala anda. Tak ada AI apapun yang bisa melakukan itu.
Kalau rasanya ide ini berguna, anda bisa mulai mencoba salah satunya dulu. Mungkin mulai dari minta bantuan AI buat caption Instagram, atau minta saran headline untuk halaman produk.
Pelan-pelan, dan akan semakin nyaman dan sadar: ternyata banyak tugas digital marketing yang bisa dibuat lebih ringan dengan bantuan kecerdasan buatan.